Rabu, 12 Juni 2013

dinasti mughal



                                                               1. BAB I
                                                      PENDAHULUAN


Di kalangan masyarakat Arab, India dikenal sebagai Sind atau Hind. Sebelum kedatangan Islam, India telah mempunyai hubungan perdagangan dengan masyarakat Arab. Pada saat Islam hadir, hubungan perdagangan antara India dan Arab masih diteruskan. Akhirnya India pun perlahan-lahan bersentuhan dengan agama Islam. India yang sebelumnya berperadaban Hindu, sekarang semakin kaya dengan peradaban yang dipengaruhi Islam

Kerajaan Mughal merupakan salah satu warisan peradaban Islam di India. Keberadaan kerajaan ini telah menjadi motivasi kebangkitan baru bagi peradaban tua di anak benua India yang nyaris tenggelam. Sebagaimana diketahui, India adalah suatu wilayah tempat tumbuh dan berkembangnya peradaban Hindu. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul.

Dalam paper ini akan dijelaskan tentang bagaimanakah latar belakang berdirinya kerajaan Mughal? Bagaimanakah perkembangan ekonomi politik sosial budaya pada masa keemasan Raja akbar? Dan bagaimanakah proses runtuhnya kerajaan Mughal ?


2.BAB II
PEMBAHASAAN

2.1. Latar Belakang Berdirinya Kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal merupakan kelanjutan dari kesultanan Delhi, sebab ia menandai puncak perjuangan panjang untuk membentuk sebuah imperium India muslim yang didasarkan pada sebuah sintesa antara warisan bangsa Persia dan bangsa India.

Agama Islam masuk ke India diperkirakan abad ke-7 M. melalui perdagangan. Dalam keterangan sejarah tahun 871 telah ada orang Arab yang menetap di India. Hal ini menunjukkan suatu indikasi bahwa sebelum kerajaan Mughal berdiri, masyarakat India sudah mengenal Islam. Realita ini dapat dilihat di kota Delhi adanya sebuah bangunan masjid yang dibangun oleh Qutubuddin Aybak pada tahun 1193 M.

Pada masa khullafā Rāsyidīn, memang sudah ada niat penyebaran Islam ke India, hal ini diketahui pada masa khalīfaћ Umar bin Khaṭṭāb dan Uṡmān sudah pernah mengirim ekspedisi ke sana, tetapi rencana ini gagal karena mendengar rawannyan daerah India. Kemudian pada masa Alī bin Abī Ţālib juga pernah mengirim suatu ekspedisi di bawah pimpinan Al-Hariṡ bin Murah Al-Abdi untuk menyerbu India dan berhasil menaklukkanya, malangnya sang pemimpin terbunuh pada tahun 42 H disuatu daerah Al-Daidin yang terletak antara Sind dan Khurasan. India menjadi wilayah Islam pada masa Umayyah yakni pada masa Khalīfaћ al-Wālid I (705-715). Penaklukan wilayah ini dilakukan oleh pasukan Umayyah yang dipimpin oleh panglima Muḥammad Ibn Qasim 711/712. Kemudian pasukan Ghaznawiyah di bawah pimpinan Sultan Maḥmud mengembangkan kedudukan Islam di wilayah ini dengan berhasil menaklukkan seluruh kekuasaan Hindu dan mengadakan pengislaman sebagian masyarakat India pada tahun 1020 M. setelah Ghaznawi hancur, muncullah beberapa dinasti kecil yang menguasai negeri India sperti dinasti Khalji (1296-1316 M), dinasti Tuglag (1320-1412 M), dinasti Sayyid (1414-1451 M), dinasti Lodi (1451-1526). Hal ini menunjukkan bahwa Kerajaan Mughal bukanlah kerajaan Islam pertama di India. Jika pada dinasti-dinasti sebelumnya Islam belum menemukan kejayaannya, maka kerajaan ini justru bersinar dan berjaya. Keberadaan kerajaan ini dalam periodisasi sejarah Islam dikenal sebagai masa kejayaan kedua setelah sebelumnya mengalami kecemerlangan pada dinasti Abbasiyah.

2.1.1. Suksesi dari kerajaan Mughal

Kerajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Muḥammad (1526-1857 M), dikenal dengan Babur yang berarti singa. Ia putera Umar Syeikh seorang penguasa di negeri Farghanah (Asia Tengah) keturunan langsung dari Miranshah, putera ketiga dari Timur Lang. sementara itu ibunya merupakan keturunan Chagtai putera Chengis.

Pada saat ayahnya Umar Syeikh Mirza meninggal dunia pada Juni 1494 M Babur yang ketika itu berumur sebelas tahun langsung diangkat menjadi penguasa Farghana. Sekalipun ia masih berusia muda, namun semangatnya tampak lebih matang, hal ini terbukti pada 1496, walaupun belum berhasil, ia telah mencoba menaklukan Samarkand. Namun dalam serangan berikutnya pada 1497 Samarkand dapat ditaklukkan. Pada 1525 M, Babur meneruskan perjalanan menuju Punjab, dan dalam pertempuran tersebut, Punjab pun dapat ditaklukkannya. Kesempatan baik bagi Babur untuk mengadakan serangan ke Delhi, diamana pada waktu itu Sultan Ibrahim Lodi sedang berselisih dengan pamannya, Alam. Pada 21 April 1525 M, terjadilah peperangan yang dahsyat di Panipat, Sultan Ibrāhīm dengan gigih mempertahankan negeri bersama 100.000 orang tentara dan 1000 kendaran gajah. Namun Babur mampu memenangkan pertempuran karena ia menggunakan senjata api berupa Meriam, dan akhirnya Sultan Ibrahim gugur bersama 25.000 tentara pasukannya. Dengan telah ditaklukannya Sultan Ibrahim, maka terbukalah kesempatan bagi Babur untuk mendirikan kerajaan Mughal di India. Selain itu anaknya yang bernama Humayun disuruh pula untuk menaklukkan kota terbesar kedua di India yaitu Agra, serta kota-kota penting lainnya. Pada kesempatan lain, babur juga menaklukkan kerajaan-kerajaan lain yang terdapat di anak benua India, termasuk pula kerajaan-kerajaan hindu. Dibawah pimpinan Amir Maḥmud beserta 100.000 pasukan islam memorak porandakan pasukan Hindu, Rana sangga, mati terbunuh dalam peristiwa yang terjadi pada 1527 tersebut.

Babur hanya dapat menikmati usahanya merintis kerajaan Mughal selama lima tahun. Setelah wafat (1530), maka pemerintahan diteruskan oleh puteranya yang bernama Humayun. Ia juga menghiasi selama kepemimpinannya dengan peperangan. Salah satunya terjadi pada 1535 M di Baksar dekat Banaras melawan pasukan Sher khan. Humayun kalah dalam pertempuran tersebut. Pada peperangan yang kedua, kekalahan serupa dialami oleh Humayun, sehingga harta rampasan perang dikuasai oleh Sher Khan, pasukan yang tewas dibuang ke sungai. Humayun melarikan diri, dalam pengembaraannya ia sempat kawin dengan puteri Hamidah Banu Begum dan dalam pengembaraannya ini pula lahirlah puteranya Akbar Agung pada 23 November 1542. Ia akhirnya mampu mengkonsolidasikan sisa-sisa pasukannya. Humayun menghadap Sultan Safawiyah yang bernama shah Thamasp untuk meminta bantuan. Setelah disetujui ia pun berhasil menaklukkan Kandahar

Sementara itu setelah Sher Khan wafat (1545 M), anak-anaknya tidak dapat memelihara pusaka kerajaan yang telah diwariskan. Mereka salimg berebut kekuasaan sehingga kekuatan negara menjadi pecah. Kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan oleh Humayun untuk merebut kembali kekuasaan yang pernah diraihnya. Oleh karena itu, pada November 1555 M Lahore dapat ditaklukkan. Ia pun melanjutkan perjalanan menuju Delhi. Ditengah jalan, ia dihadang oleh pasukan Isykandar Shah. Akan tetapi, Humayun dan pasukannya dapat melewati, dan Delhi pun dapat direbut kembali. Namun tidak berselang cukup lama ia pun wafat, tepatnya pada 24 Januari 1556. Sepeninggal Humayun, puteranya Muḥammad diangkat menjadi raja dengan gelar Abu Fath Jalaluddin dan gelar yang paling terkenal adalah Sultan Akbar Agung. Ia menjadi raja terbesar diantara raja-raja Mughal di India. Kekuasaannya hampir seluruh wilayah anak benua India. Pada awal menguasai pemerintahan, ia diserang oleh sisa-sisa kerajaan Afgan yang masih berkuasa di Bihar, Ayudha, dan Bangla dibawah pimpinan Adil Khan. Namun, akhirnya ia dapat dikalahkan oleh pasukan Akbar Agung dan mengaku tunduk padanya.

Patut dicatat dalam sejarah peradaban islam, bahwa Sultan Akbar Agung dikenal sebagai pribadi yang jenius, bijaksana, ahli berperang, dan administrator negara yang ulung. Selain itu, ia juga dikenal sebagai tokoh perbandingan agama. Prestasi ini disebabkan karena pemikirannya dalam konsep Din-e-ilahi yang mengandung anasir dari berbagai unsur agama yaitu Hindu, Budha, Jaina, Islam, Parsi dan Kristen. Inti dari konsep ajaran tersebut adalah, bahwa agama merupakan gejala dari rasa tunduk kepada satu dzat yang maha Kuasa. Menurut Sultan Akbar, agama-agama tersebut pada hakekatnya adalah satu. Oleh karena itu, perlu dicari jalan kesatuan inti agama, dan dia membuat agama baru yang disebutnya sebagai Din-e-Ilahi (1528 M) selain itu, ia juga mengajarkan ajaran yang disebut Sulh-e-Kul, yang memiliki arti perdamaian universal. Setelah Sultan Akbar wafat, ia digantikan oleh puteranya Sultan Salim yang digelari dengan Jahanggir. Bersama kematiannya ini pula ajaran Din-e-ilahi ini dipeteskan (dinyatakan terlarang, karena sebagian umat islam menolak gagasan tersebut), dan akhirnya hilang dari peredaran. Jahanggir dijuluki sebagai raja pelukis dari para pelukis. Hal ini disebabkan karya-karyanya yang bagus dan luar biasa. Jahanggir dinikahkan dengan puteri persia, bernama Mehrūn Nisā’, setelah menjadi permaisuri diberi gelar Nūrjanaћ yang berarti cahaya dunia. Karena kecintaannya dengan permaisurinya, ia terlena. Sang istri mulai ikut campur dengan urusan kenegaraan, akibatnya kewibawaan dari Sultan salim mulai luntur. Terjadilah pemberontakan yang dilakukan oleh puteranya sendiri yang bernama Khurram. Ia dipenjarakan sampai menemui ajalnya. Prestasi lain yang dimilikinya adalah penguasaan bahasa urdu sebagai salah satu bahasa resmi negara sebagai akomodasi dari berbagai bahasa yang ada termasuk sansekerta dan Prakrit (bahasa sehari-hari bagi masyarakat umum). Serlain juga bahasa Turki (kalangan istana), bahasa Persi (pejabat kantor), dan bahasa Arab (kalangan agamawan).

Setelah Jahanggir wafat, kerajaan diperebutkan puteranya, yaitu Shah Jahan, yang kemudian digelari (1628 M) Abul Muzaffar Ṣahabuddīn Muḥammad Sahib Qiran-e Sani Shah Jahan Padsah Ghazi. Sementara saudaranya ditangkap dan dipenjarakan, dan matanya dibutakan. Pada waktu, ia menjadi raja, Shah Jahan telah menikah dengan Mumtaz Mahal, dan dari perkawinannya tersebut dikaruniai enam anak, 2 laki-laki dan 4 anak perempuan. Dengan bantuan puteranya Aurangzeb, ia berhasil menaklukkan Galkond, bidar dan Baijapur. Namun, pada akhirnya diantara putera-puteranya terjadi perselisihan untuk menggantikan kedudukannya. Aurangzeb dapat mengalahkan saudaranya, dan membujuk ayahnya supaya diizinkan masuk istananya dengan membawa bala tentara serta berjanji tidak akan mengganggu kedudukan ayahnya. Namun, tidak disangka Aurangzeb mengingkari janjinya tersebut. Ia memenjarakan ayahnya, sebagaimana Shah Jahan memenjarakan Jahanggir. Pada masa pemerintahannya, Shah Jahan meninggalkan hasil kebudayaan berarsitek tinggi, yaitu Taj Mahal, yang ia persembahkan untuk permaisurinya yang telah meninggal. Disana pula akhirnya ia dimakamkan oleh puteranya, Aurangzeb setelah ia meninggal. Bangunan tersebut mengingatkan kepada Abdurrahman III di Andalusia yang membangun Qars al-zahra, untuk mengabadikan cintanya kepada sang istrinya fatimah Al-zahra. Saat ini tinggal puing-puingnya ditengah kota kordova karena tidak dirawat.

Aurangzeb dinilai berhasil dalam menjalankan pemerintahan, dia memberikan corak ditengah-tengah masyarakat hindu. Aurangzeb mengajak rakyatnya untuk masuk islam, ia menyuruh arca-arca Hindu ditanam dibawah jalan-jalan menuju masjid agar orang islam setiap harinya menginjak arca-arca tersebut. Kebijakan Aurangzeb tersebut banyak menuai kritik dari kalangan Hindu, diantaranya ialah kerajaan Rajput yang semula mendukung kerajaan Mughal kemudian menentangnya. Tindakannya yang sewenang-wenang itu pula yang pada akhirnya membawa kerajaan Mughal mengalami masa kemunduran. Setelah Aurangzeb wafat raja-raja berikutnya mulai lemah. Kerajaan Mughal dan rajanya hanyalah tidak lebih hanya sebagai simbol dan lambang belaka, bahkan raja hanya diberi gajih oleh kolonial Inggris yang telah datang untuk biaya hidup tinggal didalam istana. Akhirnya, setelah Sultan Bahadur Shah yang terakhir memimpin pemberontakan melawan Inggris namun gagal, ia tertangkap dan disiksa secara keji, lalu dibuang ke Rangon (Myanmar) pada 1862. Dengan demikian, maka tamatlah riwayat kerajaan islam Mughal di India, setelah berabad-abad lamanya mengalami masa kejayaan.

2.1.2. Masa Kekuasaan dan Kejayaan

Selama masa pemerintahannya Kerajaan Mughal dipimpin oleh beberapa orang raja. Raja-raja yang sempat memerintah adalah Zaḥiruddīn Babur (1526-1530), Humayun (1530-1556), Akbar (1556-1605), Jahangir (1605-1627), Shah Jahan (1627-1658), Aurangzeb (1658-1707), Bahadur Syah (1707-1712), Jehandar (1712-1713), Fahrukhsiyar (1713-1719), Muḥammad Syah (1719-1748), Aḥmad Syah (1748-1754), Alamghir II (1754-1760), Syah Alam (1760¬-1806), Akbar II (1806-1837 M), dan Bahadur Syah (1837-1858).

Raja-raja besar Mughal sepeninggalan Babur tahun 1530 M, tahta kerajaan Mughal diteruskan oleh anaknya yang bernama humayun. Walaupun Babur telah berhasil menegakkan Mughal dari serangan musuh, namun humayun tetap saja menghadapi tantangan ia berhasil meredam pemberontakan Bahadursyah, sang penguasa Gujarat, yang bermaksud melepaskan diri dari Delhi. Pada tahun 1540 M Humayun mengalami kekalahan dalam peperangan yang dilancarkan oleh Syar Khan, kemudian ia melarikan diri ke Persia, yang mana pada saat itu Persia dipimpin oleh penguasa Safawiyaћ yang bernama Tahmasp. Setelah 15 tahun menyusun kekuasaanya Humayun menegakkan kembali kekuasaan Mughal , setahun kemudian Humayun meninggal dunia akibat terjatuh dari tangga perpustakaanya, Din Panah. Selanjutnya Humayun digantikan anaknya yaitu Akbar yang berusia 14 tahun, karena ia masih muda maka urusan kekuasaan diserahkan pada Bairam Khan, seorang Syi’i. Pada masa Akbar inilah kerajaan Mughal mencapai keemasannya. Setelah Akbar dewasa, Akbar berusaha menyingkirkan Bairamhan yang sudah mempunyai pengaruh sangat kuat dan terlampau memaksakan aliran Syi’ah. Dan Bairahman mengarakan pemberontakan pada tahun 1561 M, tetapi tetap bisa dikalahkan oleh Akbar. Keberhasilan ekspansi militer Akbar menandai berdirinya Mughal sebagai kerajaan yang besar, karena dua gerbang India yaitu Abul dan kota Kandahar dikuasai oleh Akbar. Kemajuan yang telah dicapai oleh Akbar dapat dipertahankan oleh tiga sultan berikutnya, yaitu Jahanggir (1605-1628 M), Syah Jehan (1628-1658 M) dan Hindu (1658-1707 M). Ketiganya merupakan raja-raja besar Mughal yang didukung oleh kekuatan militer yang sangat besar.

Era kemaha-rajaan Mughal berlangsung dari tahun 1526 M (era dinasti Babur) sampai sekitar tahun 1707 M (dinasti Awramzib). Demikian makmur dan kayanya para maha raja ini, bisa dikatakan bahwa antara abad ke-16 sampai abad ke-17, India mengontrol sekitar seperempat ekonomi global. Duta besar inggris pada tahun 1616 M, Sir Thomas Ru, dalam siratnya menggambarkan kekayaan raja Jahangir (1569-1627 M) begitu melimpahnya sampai-sampai ia menyebutnya sebagai “kekayaan dunia”. Jahangir pribadi saat itu memiliki setidaknya 37,8 kg berlian (paling kecil 2,5 karat),300 kg mutiara, 50 kg batu mirah, dan 125 kg batu zamrut. Kehidupan berlimpah para maha raja juga tercermin dari peralatan sehari-hari, seperti perangkat makan dan minum, bahkan alat-alat perang (bayangkan sebuah perisau perang bertaburan emas dan permata, apa tidak sayang dipakai untuk berperang. Pujangga India Rabindranath Tagore, bahkan melukiskan kekagumannya terhadap era pemerintahan Syeh Jehan–khususnya pada maha Tajmahal

Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang sama semua derajat

2.2. Perkembangan Peradaban

2.2.1. Bidang Keilmuan

Kemajuan di bidang keilmuan yang sangat menonjol pada saat itu antara lain adalah pada masa Aurangzib, yaitu munculnya seorang sejarawan yang bernama Abu Fadzel dengan karyanya Akhbar Nameh dan Aini Akhbar yang memaparkan sejarah kerajaan Mughal berdasarkan figur pemimpinnya .Kemudian, di bidang kedokteran di antranya adalah Dara Sukhuh yang mengarang buku kedokteran Dara Sukhuh, yang merupakan engkiklopedi medis besar akhir dalam Islam. Ia juga dikenal sebagai seorang sufi pengikut Vedanta. Ilmu medis Islam terus berkembang di India sepanjang abad 12 H atau 18 M seperti skala dedokteran yang dibuat oleh Muhammad Akbarsyah al Zani dari Shiraz. Dengan kehadirannya, medis India atau Islam yang merupakan ilmu medis berbentuk filosofi ilmu medis (memakai pendekatan kepada Allah) hidup bersaing dengan ilmu medis modern Eropa. Jasa tidak dapat dilupakan dari hasil karya putra Syah Jehan, namanya Auranzeb ialah membukukan hukum Islam mengenai soal Mu’amalat. Usaha kodifikasi ini dinamakan “Ahkam Alam Giriyah” menurut gelaran yang dipakainya .

2.2.2. Bidang Politik dan Administrasi Pemerintahan
  • Perluasan wilayah dan konsolidasi kekuatan. Usaha ini berlangsung hingga masa pemerintahan Aurangzeb.
  • Pemerintahan daerah dipegang oleh seorang Sipah Salar (kepala komandan), sedang sub-distrik dipegang oleh Faujdar (komandan). Jabatan-jabatan sipil juga diberi jenjang kepangkatan yang bereorak kemiliteran. Pejabat-pejabat memang diharuskan mengikuti latihan kemiliteran.
  •  Akbar menerapkan politik toleransi universal (sulakhul). Dengan politik ini, semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama. Politik ini dinilai sebagai model toleransi yang pernah dipraktekkan oleh penguasa Islam.
  •  Pada Masa Akbar terbentuk landasan institusional dan geografis bagi kekuatan imperiumnya yang dijalankan oleh elit militer dan politik yang pada umumnya terdiri dari pembesar-pembesar Afghan, Iran, Turki, dan Muslim Asli India. Peran penguasa di samping sebagai seorang panglima tentara juga sebagai pemimpin jihad
  • Para pejabat dipindahkan dari sebuah jagir kepada jagir lainnya untuk menghindarkan mereka mencapai interes yang besar dalam sebuah wilayah tertentu. Jagir adalah sebidang tanah yang diperuntukkan bagi pejabat yang sedang berkuasa. Dengan demikian tanah yang diperuntukkan tersebut jarang sekali menjadi hak milik pejabat, kecuali hanya hak pakai.
  • Wilayah imperium juga dibagi menjadi sejumlah provinsi dan distrik yang dikelola oleh seorang yang dipimpin oleh pejabat pemerintahan pusat untuk mengamankan pengumpulan pajak dan untuk mencegah penyalahgunaan oleh kaum petani. Sultan Akbar mengarahkan apa yang dinamakan politik sulakhul (toleransi universal). Dengan politik ini semua rakyat India dipandang sama. Mereka tidak dibedakan karena perbedaan etnis dan agama (Abdullah, 2008).
2.2.3. Bidang Ekonomi

a. Terbentuknya sistem pemberian pinjaman bagi usaha pertanian.
b. Adanya sistem pemerintahan lokal yang digunakan untuk mengumpulkan hasil pertanian dan melindungi petani. Setiap perkampungan petani dikepalai oleh seorang pejabat lokal, yang dinamakan muqaddam atau patel, yang mana kedudukan yang dimilikinya dapat diwariskan, bertanggungjawab kepada atasannya untuk menyetorkan penghasilan dan menghindarkan tindak kejahatan. Kaum petani dilindungi hak pemilikan atas tanah dan hak mewariskannya, tetapi mereka juga terikat terhadapnya.
c. Sistem pengumpulan pajak yang diberlakukan pada beberapa provinsi utama pada imperium ini. Perpajakan dikelola sesuai dengan system zabt. Sejumlah pembayaran tertentu dibebankan pada tiap unit tanah dan harus dibayar secara tunai. Besarnya beban tersebut didasarkan pada nilai rata-rata hasil pertanian dalam sepuluh tahun terakhir. Hasil pajak yang terkumpul dipercayakan kepada jagirdar, tetapi para pejabat lokal yang mewakili pemerintahan pusat mempunyai peran penting dalam pengumpulan pajak. Di tingkat subdistrik administrasi lokal dipercayakan kepada seorang qanungo, yang menjaga jumlah pajak lokal dan yang melakukan pengawasan terhadap agen-agen jagirdar, dan seorang chaudhuri, yang mengumpulkan dana (uang pajak) dari zamindar.Perdagangan dan industri pertanian mulai berkembang. Pada asa Akbar konsesi perdagangan diberikan kepada The British East India Company (EIC) -Perusahaan Inggris-India Timur- untuk menjalankan usaha perdagangan di India sejak tahun 1600. Mereka mengekspor katun dan busa sutera India, bahan baku sutera, sendawa, nila dan rempah dan mengimpor perak dan jenis logam lainnya dalam jumlah yang besar.

2.2.4 Bidang Agama

  • Pada masa Akbar, perkembangan agama Islam di Kerajaan Mughal mencapai suatu fase yang menarik, di mana pada masa itu Akbar memproklamasikan sebuah cara baru dalam beragama, yaitu konsep Din-e-Ilahi. Karena aliran ini Akbar mendapat kritik dari berbagai lapisan umat Islam. Bahkan Akbar dituduh membuat agama baru. Pada prakteknya, Din-i-Ilahi bukan sebuah ajaran tentang agama Islam. Namun konsepsi itu merupakan upaya mempersatukan umat-umat beragama di India.
  • Perbedaan kasta di India membawa keuntungan terhadap pengembangan Islam, seperti pada daerah Benggal, Islam langsung disambut dengan tangan terbuka oleh penduduk terutama dari kasta rendah yang merasa disiasiakan dan dikutuk oleh golongan Arya Hindu yang angkuh. Pengaruh Parsi sangat kuat, hal itu terlihat dengan digunakanya bahasa Persia menjadi bahasa resmi Mughal dan bahasa dakwah, oleh sebab itu percampuran budaya Persia dengan budaya India dan Islam melahirkan budaya Islam India yang dikembangkan oleh Dinasti Mughal .
  • Berkembangnya aliran keagamaan Islam di India. Sebelum dinasti Mughal , muslim India adalah penganut Sunni fanatik. Tetapi penguasa Mughal memberi tempat bagi Syi’ah untuk mengembangkan pengaruhnya
  • Pada masa ini juga dibentuk sejumlah badan keagamaan berdasarkan persekutuan terhadap mazhab hukum, thariqat Sufi, persekutuan terhadap ajaran Syaikh, ulama, dan wali individual. Mereka terdiri dari warga Sunni dan Syi’I
  • Pada masa Aurangzeb berhasil disusun sebuah risalah hukum Islam atau upaya kodifikasi hukum Islam yang dinamakan fattawa alamgiri. Kodifikasi ini menurut hemat penulis ditujukan untuk meluruskan dan menjaga syari’at Islam yang nyaris kacau akibat politik Sulakhul dan Din-i- Ilahi.
2.2.5. Bidang Seni dan Budaya
  • Bersamaan dengan majunya bidang ekonomi, bidang seni dan budaya juga berkembang. Karya seni yang menonjol adalah karya sastra gubahan penyair istana, baik yang berbahasa persia maupun yang berbahasa India. Penyair India yang terkenal adalah Malik Muḥammad Jayazi, seorang sastrawan sufi yang menghasilkan karya besar patmafat, sebuah karya alegoris yang mengandung pesan kebajikan jiwa manusia. Karya seni yang masih dapat dinikmati sekarang dan merupakan karya seni terbesar yang dicapai kerajaan Mughal adalah karya-karya arsitektur yang indah dan mengagumkan. Pada masa akbar dibangun istana Fapkur Sikri di Sikri, vila dan masjid-masjid yang indah
  • Pada masa Syah Jehan dibangun masjid yang berlapiskan mutiara dan Tajmahal di Agra, mesjid raya Delhi dan istana indah dilghare. Dalam bidang karya seni dan budaya yang sudah dihsilkan kerajaan Mughal antara lain :
  • Munculnya beberapa karya sastra tinggi seperti Padmavat yang mengandung pesan kebajikan manusia gubahan Muhammad Jayazi, seorang penyair istana. Abu Fadhl menulis Akhbar Nameh dan Aini Akbari yang berisi sejarah Mughal dan pemimpinnya.
  • Kerajaan Mughal termasuk sukses dalam bidang arsitektur. Taj mahal di Agra merupakan puncak karya arsitektur pada masanya, diikuti oleh Istana Fatpur Sikri peninggalan Akbar dan Mesjid Raya Delhi di Lahore. Di kota Delhi Lama (Old Delhi), lokasi bekas pusat Kerajaan Mughal , terdapat menara Qutub Minar (1199), Masjid Jami Quwwatul Islam (1197), makam Iltutmish (1235), benteng Alai Darwaza (1305), Masjid Khirki (1375), makam Nashirudin Humayun, raja Mughal ke-2 (1530-1555). Di kota Hyderabad, terdapat empat menara benteng Char Minar (1591). Di kota Jaunpur, berdiri tegak Masjid Jami Atala (1405). Taman-taman kreasi Mughal menonjolkan gaya campuran yang harmonis antara Asia Tengah, Persia, Timur Tengah, dan lokal.
kelemahan dari para khalifah kerajaan mughal

Setelah Sher Khan wafat (1545 M), anak-anaknya tidak dapat memelihara pusaka kerajaan yang telah diwariskan. Mereka saling berebut kekuasaan sehingga kekuatan negara menjadi pecah. Aurangzeb dapat mengalahkan saudaranya, dan membujuk ayahnya supaya diizinkan masuk istananya dengan membawa bala tentara serta berjanji tidak akan mengganggu kedudukan ayahnya. Namun, tidak disangka Aurangzeb mengingkari janjinya tersebut. Ia memenjarakan ayahnya, sebagaimana Shah Jahan memenjarakan Jahanggir.

Jahanggir dinikahkan dengan puteri persia, bernama Mehruun Nisa’, setelah menjadi permaisuri diberi gelar Nurjanah yang berarti cahaya dunia. Karena kecintaannya dengan permaisurinya, ia terlena. Sang istri mulai ikut campur dengan urusan kenegaraan, akibatnya kewibawaan dari Sultan salim mulai luntur Setelah Sher Khan wafat (1545 M), anak-anaknya tidak dapat memelihara pusaka kerajaan yang telah diwariskan.

2.3. Masa Kemunduran

Kerajaan Mughal sudah mengalami masa keemasan selama setengah abad, para pelanjut Hindu tidak sanggup mempertahankan kebesaran yang telah dibangun oleh sultan-sultan sebelmnya. Kekuasaan politiknya menjadi merosot akibat tahta kepemimpinannya dijadikan rebutan, sehinnga terjadi separatis Hindu, konflik-konflik yang berkepanjangan ini mengakibatkan pengawasan daerah-daerah menjadi lemah dan satu persatu melepaskan loyalitasnya dari pemerintah pusat. Kemudian pada pemerintahan Syeh Alam (1760-1806 M) kerajaan Mughal diserang oleh pasukan afganistan yang dipimpin oleh Ahmad Khan Turanni. Kekalahan Mughal dari serangan ini berakibat jatuhnya Mughal pada kedalam kekuasaan Afgan. Ketika kerajaan Mughal dalam keadaan lemah, Inggris semakin kuat posisinya, tidak saja dalam perdagangan, tapi juga dalam bentuk politik dengan dibentuknya EIC (The East India Timur Compani). Militer Inggris berhasil menekan Syekh alam sehingga melepaskan wilayah kuth, bengal kepada Inggris. Selanjutnya sultan akbar 2 (1806-1837 M). Pengganti ayahnya memberikan konsensi pada EIC untuk mengembangkan perdagangan di India sebagaimana yang di inginkan pihak Inggris dengan syarat perusahaan Inggris menjamin kehidupan raja dan pihak istana. Berbeda dengan ayahnya bahadur Syakh, menentang isi perjanjian yang telah disepakati oleh ayahnya itu sehingga menimbulkan konflik antara Bahadur Syah dengan pihak Inggris. Ketika pihak Inggris mengalami kerugian dan harus tetap menjamin kehidupan raja dan keluarga istana, maka Inggris memungut pajak yang tinggi terhadap rakyat, sehingga hal ini menimbulkan. Sepeninggalan Aurangzeb pada 1707 M, kesultanan Mughal mulai menunjukkan tanda-tanda kemunduran karena generasi pemimpin selanjutanya sangat lemah. Kemunduran ini ditandai dengan konflik di kalangan keluarga kerajaan, yang intinya adalah saling berebut kekuasaan. Keturunan Babur hampir semuanya memiliki watak yang keras dan ambisius, sebagaimana nenek moyang mereka yaitu Timur Lenk yang juga memiliki sifat demikian. Ketika Jehangir menggantikan Abbas I, mendapat tentangan dari saudaranya, Khusraw yang juga ingin tampil sebagai penguasa Mughal . Lalu saat Syah Jihan menggantikan Jehangir, giliran ibu tiri beliau yang menentang karena ingin anaknya yaitu Khurram , menggantikan Jehangir. Begitu pun saat Syah Jihan mulai mendekati ajalnya, anak-anak Syah Jihan diantaranya Aurangzeb, Dara siqah, Shujah, dan Murad Bakhs saling berebut kekuasaan hingga menyebabkan perang saudara yang berkepanjangan.

Faktor lainnya yang sangat berpengaruh adalah serangan dari kerajaan atau kekuatan luar. Serangan ini mulanya dilakukan oleh kerajaan Safawi di persia yang memperebutkan wilayah Qandahar. Pada 1622 m, daerah ini berhasil dikuasai oleh Safawi. Pada 1739 M, Nadir Syah dari Safawi menyerbu Mughal dengan alasan bahwa Mughal tidak mau menerima duta bangsa yang dikirim olehnya. Lalu disusul ketegangan dengan Afganistan pada masa pemerintahan Muhammad Syah, kerajaan Mughal mendapat serangan dari suku afgan yang dipimpin oleh Ahmad Syah. Pada 1748 ahmad Syah berhasil menguasai Lahore.

Pemberontakan Hindu juga turut memperkeruh suasana. Hindu yang merupakan mayoritas di sana, tidak senang menjadi warga kelas dua dibandingkan islam yang menjadi warga kelas satu padahal jumlahnya minoritas. Hal ini menimbulkan banyak sekali pemberontakan yang membuat repot kerajaan Mughal terlebih disaat yang hampir bersamaan muncul pula tekanan dari Inggris.

Keruntuhan Mughal juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi, dimana kemunduran politik negeri ini sangat menguntungkan bangsa-bangsa barat untuk menguasai jalur perdagangan . Persaingan diantara mereka akhirnya dimenangi oleh Inggris yang kemudian untuk memperkuat pengaruhnya, mendirikan EIC (East India Company). Dengan mendatangkan pasukan kerajaan inggris untuk mengamankan dan mestabilkan wilayahnya. Menyadari kekuatan Mughal semakin menurun, maka Syah Alam membuat perjanjian dengan Inggris, dimana ia menyerahkan Oudh, Bengal dan Orisa kepada inggris. Monopoli Inggris yang sangat otoriter dan cenderung keras, membuat rakyat Mughal yang muslim maupun Hindu, bersama-sama mengadakan pemberontakan. Akan tetapi dapat dikalahkan walaupun dalam serangan itu, pasukan Hindu yang memulainya, akan tetapi Inggris melihat umat islam dan Bahadur Syah II, ikut campur dalam penyerangan itu. Maka sebagai hukumannya, inggris memporak-porandakan wilayah Mughal dengan kekuatan senjatanya yang selangkah lebih maju dibandingkan pasukan Mughal dan Hindu. Masjid dan Candi menjadi sasaran penghancuran. Bahdaur sendiri di usir dari istana pada 1858 M, maka sejak saat itu berakhirlah kekuasaan kerajaan Mughal di India dan digantikan oleh imperialisme Inggris.


BAB III
KESIMPULAN

Kerajaan Mughal adalah salah satu kerajaan islam terbesar di India. Meskipun mayoritas agama dari penduduk adalah hindu, namun ternyata islam bisa menaklukkan india. Dengan hadirnya Kerajaan Mughal, maka kejayaan India dengan peradaban Hindunya yang nyaris tenggelam, kembali muncul. Begitu panjang perjalanan yang telah dilewati oleh kerajaan Mughal dengan segala kelebihan dan kelemahannya dari mulai didirikan sampai kemundurannya.

Kemajuan yang dicapai Kerajaan Mughal telah memberi inspirasi bagi perkembangan peradaban dunia baik politik, ekonomi, budaya dan sebagainya. Misalnya, politik toleransi (sulakhul), system pengelolaan pajak, seni arsitektur ataupun yang lainnya. Dan yang mesti diingat, bahwa kemunduran suatu peradaban tidak lepas dari lemahnya kontrol dari elit penguasa, dukungan rakyat dan kuatnya sistem keamanan. Karena itu masuknya kekuatan asing dengan bentuk apapun perlu diwaspadai.


DAFTAR PUSTAKA

Ali, M. Athar. 2006. Mughal India: Studi di Polity, Ide, Masyarakat dan Budaya.
: Oxford University Press.
Chandra, Satish. 2007. Sejarah Abad Pertengahan India. New Delhi: Orient Longman.
Irfan Habib. 1997. Akbar dan India Nya. New Delhi: Oxford University Press.
Hasan, Nurul. 2007. Agama, Negara dan Masyarakat di Abad Pertengahan India. New Delhi: Oxford University Press.
Muhammad Nasir. 2013. (Dinas Mughal). http://sejarahcoy.blogspot.com/2013/05/peradaban-islam-pada-masa-kerajaan_15.html, diakses 7 Juni 2013.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar